Gununggempol, Minggu (04/08/2024) – Kopi menjadi salah satu hasil komoditi utama Desa Gununggempol terlepas dari produk hortikultura yang dimiliki. Bulan ini menjadi masa kejayaan kopi untuk unjuk gigi dengan hasil yang melimpah. Sebagian besar masyarakat desa turut mengelola kopi dengan memanen dan menjemurnya di pelataran rumah. Green bean menjadi produk utama yang dijual dan banyak dicari hingga berbagai daerah. Selain itu, masyarakat desa turut mengolah green bean secara lebih lanjut menjadi bentuk bubuk yang siap seduh dan dikonsumsi.
Meninjau tingginya produksi kopi saat ini, Naufal sebagai mahasiswa KKN Tim II UNDIP mendapat sebuah ide untuk memanfaatkan produk kopi dalam bentuk lain. Lilin menjadi salah satu hal yang terpikirkan untuk dijadikan hasil sampingan dengan pertimbangan daya kreativitas serta pembuatan yang praktis. Oleh karena itu, Naufal pun mencanangkan program kerja dengan tajuk “Elevasi Penanganan Pasca Panen Produk Unggulan Desa : Produk Kopi sebagai Lilin Sederhana”.
Bersama dengan masyarakat desa khususnya di perkumpulan dawis Dusun Krajan, Naufal melakukan demonstrasi pembuatan lilin sekaligus menyampaikan informasi seputar produk yang sedang dibuat secara komunikatif. Perkumpulan yang dilaksanakan pada Minggu (4 Agustus) di sore hari tersebut berjalan cukup meriah dan tercipta dialog interaktif.
Naufal mengenalkan metode infuse, pemindahan profil rasa dan aroma suatu bahan pada produk pembawa. Dalam pembuatan lilin ini, Naufal menggunakan metode infuse “Hot Process”. Metode ini dilakukan dengan merendam kopi dalam bentuk biji dan/atau bubuk pada media minyak dengan api kecil selama 30-60 menit.
Ibu-ibu yang hadir tampak antusias melihat inovasi yang dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan segi kepraktisan dan nilai ekonomis sehingga dapat dilakukan secara mandiri. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi dalam mengembangkan pola pikir kreatif dengan memanfaatkan alat bahan yang ada di sekitar serta mudah didapat.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook