Penguatan Literasi, Mahasiswa KKN UNDIP Gunakan Pohon dan Jurnal Literasi untuk Menumbuhkan Minat Baca Siswa SDN Gununggempol

Jumat (26/07/2024) Luthfia Putri Mutiara Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) menyelenggarakan program pemberdayaan literasi kreatif kepada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gununggempol. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat membaca anak.

 

Kegiatan literasi bertajuk “Mengasah Fokus: Program Pemberdayaan Literasi Kreatif Siswa SDN Gununggempol” ini mengajak siswa SDN Gununggempol untuk menggiatkan kembali kegiatan membaca yang sebelumnya sudah menjadi kegiatan rutin setiap pagi di SDN Gununggempol. Tak hanya kegiatan membaca, untuk membangkitkan semangat literasi anak, pada program ini siswa diberikan pemahaman mengenai pentingnya membaca dan diajak untuk mereview buku yang telah dibaca dalam jurnal literasi, serta menempelkan daun literasi yang berisi judul buku yang mereka baca pada pohon literasi.

 

Jurnal literasi dibuat agar anak tak hanya sekadar membaca, namun dapat memahami isi buku yang mereka baca, seperti ringkasan, hikmah, serta penilaian terhadap buku yang dibaca. Sementara itu, pohon literasi dibentuk dengan dasar keilmuan psikologi, yaitu token economy dan reward. Token economy merupakan sistem penguatan yang menggunakan token atau penanda sebagai bentuk penghargaan untuk memotivasi atau meningkatkan perilaku tertentu. Pada program ini, daun literasi dijadikan sebagai token atau penanda bahwa anak telah membaca beberapa buku. Sementara itu, reward merupakan suatu bentuk respons yang dijadikan sebagai penguatan terhadap perilaku tertentu untuk meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang di masa depan. Reward diberikan pada pertengahan semester atau akhir semester dengan melihat jumlah daun literasi siswa yang paling banyak.

 

 
   

Program ini berjalan dilatarbelakangi dengan adanya masalah minat baca yang kurang dan sulitnya konsentrasi dari para siswa SDN Gununggempol yang dituturkan oleh salah satu guru, yaitu Bapak Suroto. “Anak-anak di sini susah untuk fokus dan malas membaca jadi kegiatan membaca rutin setiap pagi kadang tidak dilakukan” ujar Bapak Suroto.

 

Dengan adanya program pemberdayaan literasi kreatif ini, diharapkan siswa dapat berlatih untuk menjaga konsentrasinya dengan kegiatan membaca sehingga minat membaca siswa menjadi meningkat dan kegiatan rutin membaca setiap pagi tetap bisa berjalan sebagaimana semestinya.

 

 

 

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat